Bagaimana Caranya Memaafkan saat Idul Fitri?
Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan umat muslim setelah
menjalani puasa selama tiga puluh hari lamanya setelah menahan lapar, hawa
nafsu, perilaku bahkan hati dan pikiran dari keburukan.
Tibalah hari yang dinantikan, hari yang
mana biasanya orang bermaaf-maafan dan saling mengucap doa “Taqabalallahu
minna wa minkum” - Semoga Allah SWT menerima amalan kami dan amalan kalian
semua.
Pertanyaannya, apakah permintaan maaf kita itu tulus dari hati? Apakah kita
mengucapkannya hanya sekedar ucapan biasa ke orang banyak atau benar yang kita
ucapkan? Mampukah kita mengucapkan langsung kepada orang yang memang pernah
tersakiti oleh kita?
Perlu kesadaran, keberanian dan keikhlasan mendatangi orang yang
bersangkutan untuk kita jalin silaturahim lagi. Di Jawa, ada tradisi sungkuman
yang khidmat yang tidak saya jumpai di Sumatera. Dengan sungkeman menjadi media pertemuan kita
dengan orang lain yang tidak bisa kita tolak.
Nah, saat inilah kita bisa memanfaatkan momen untuk memaafkan orang
tersebut. Akan lebih mudah jika kita langsung berada di dekat orang yang
bersangkutan. Adanya permintaan maaf dari salah satu pihak. Kita dengarkan dan
rasakan getaran suara, kita lihat gerakan tubuh yang terjadi, sambutlah sikap
permintaan seperti apapun yang didapat.
Bisa jadi ada yang masih canggung meminta maaf, tidak mengapa kita
rangkul dan terima ia apa adanya sehingga ia benar-benar merasa maafnya
diterima. Jika ada yang sampai nangis tersedu-sedu, sudahlah kasihanilah dia
karena dia benar-benar menyesal dan bisa jadi dia tidak ada niat sama sekali
melakukannya.
Tidak ada orang yang sempurna, begitupun kita. Bukankah kita juga
sama-sama manusia yang berdosa? Tidak inginkah dosa kita diampuni Alah SWT? Berdosalah
kita jika ada yang meminta maaf tidak kita maafkan. Jika ia tidak minta maaf,
marilah kita terima apa yang terjadi
atas kehendak Allah SWT dan beri waktu hati kita untuk memaafkanya
sedikit demi sedikit. Biarlah hati itu terketuk untuk memaafkannya seutuhnya. Lihatlah
kesungguhannya mendekat kepada kita.
Ketika kita bisa memaafkan dan menperlakukan dengan baik orang tersebut,
timbul rasa hangat dan dekat antar keduanya. Inilah kemenangan yang sebenarnya.
Tanda dari orang yang lulus Ramadhan adalah selalu berusaha menjadi orang yang
paling utama, bersih hatinya, mulia akhlaknya dan benar ucapannya.
Rasulullah SAW ditanya: “Siapa orang yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.”
Para sahabat berkata,”Orang yang benar ucapannya telah kami pahami
maksudnya, lalu apakah yang dimaksud dengan orang bersih hatinya?”
Beliau menjawab,”Dia adalah orang yang bertakwa (takut) kepada Allah,
yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kezaliman padanya, serta tidak ada pula
rasa dendam dan hasad.” (HR. Ibnu Majah no.4216, hadis dari Abdullah bin ‘Amr,
lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2889).
Inilah tanda diterimanya amal. Sesungguhnya di antara tanda diterimanya
kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dengan
memaafkan, InsyaAllah akan mencetus kebaikan lainnya. Semoga kita tergolong
orang yang mudah memaafkan. Aamiin.
0 comments