GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 1
Day 1: Menabung untuk Kue Atok
Hari Minggu
nanti kami akan mengunjungi keluarga di Medan. Mama mau melanjutkan memilih apa
yang perlu dibawa karena besok mama masih ada seminar seharian dari pagi sampai
sore sehingga harus menyelesaikan packing hari ini. Di dalam koper, separuhnya
terisi barang Meira yang bermacam-macam. Ada beberapa buku, boneka, botol minum
yang sudah terisi penuh, bando, dan dompetnya. Mama memebri pengertian kepada
Meira bahwa kita akan membawa barang yang kita butuhkan saja. Pakaian ayah pun
belum masuk. Kali ini karena bagasi pesawat bayar, kami ingin berat koper lebih
ringan sehingga lebih selektif apa yang mau dibawa. “Kakak pilih saja yang mau
kakak bawa lalu masukkan ke dalam tas kakak.”ajak mama.
Meira memasukkan pakaian tidur, botol minum dan dompet. Aha. Liat
dompet, mama punya ide.
“Kak… kita kan dari Jogja nih…
kita ke medan mau kasi oleh-oleh apa? Buat tokma dan buat atok?” Tanya mama. “Tokma
dikasi baju princess, atok dikasi kue ulang tahuuun.” Katanya ceria. Ternyata jawabannya
masih sama dengan beberapa hari lalu ketika mama tanyakan. “hmm.. baju princess
batik ya.. mama udah belikan. “ Meira mengangguk. “ Trus, kue ulang tahun buat
atok nanti kita belikan di medan aja? Biar ga susah bawanya. “Meira mengangguk
lagi. “Ini pake uang kak Meira aja nih di dompet.” Tunjukknya. Wihh.. pede
sekali dia merasa bisa membeli dengan uangnya sendiri. “nanti beli yang ad
coklatnya, yang ada buahnya, terus ditulisin.” imajinasinya.
Lalu mama mengajak Meira menghitung berapa
jumlah uangnya. Kami menghitung dua lembar uang kertas lima ribuan dan selebar
dua ribuan. Lalu menghitung jumlah uang-uang koin. Uangnya dua puluh satu ribu
seratus. “Kak… kayaknya uangnya ga cukup. Kita kemarin beli yang kecil aja enam
puluh ribu. Uang kakak masih kurang. Terus kita harus apa kak?” tanya mama. “Menabung.”kata
Meira pelan. “Kita perlu usaha apa supaya dapat menabung?” “usaha yang ada
bebek-bebeknya, kolam anak sama tempat main-mainnya.” Jawabnya masih dalam
suara pelan. Perlu seperskian detik mama menangkap maksud omongan Meira sampai
mama menyadari, Allahu Akbar! Ternyata Meira mau punya usaha seperti restoran
M****h N***o yang di dalamnya lengkap
fasilitas seperti kolam bebek, kolam renang dan outbond. Ga mama sangka
ternyata Meira masih ingat diskusi kami ketika di tempat itu, saat itu mama
mengenalkan tentang profesi pengusaha. Mama memberi imagi positif tentang baiknya
pengusaha yang dapat membuat membuat orang senang lewat usahanya.
“kak.. kan kita belum punya restoran gitu, sekarang
kira-kira di rumah ini apa yaa yang bisa kita usahakan?” tanya mama. “ga tau.” Kata
Meira. “Bagaimana kalo Kak Meira bantu packing, siapa tahu nanti dapat rezeki
dari Allah untuk nambahin buat beli kue ulang tahun..”ajak mama dengan nada
yang membuat penasaran. “ Yeay.. “Meira teriak tanda setuju. Mama ga nyangka juga
dia menerima tawaran mama. Meira membantu membawakan pakaian yang telah disetrika ke kamar tanpa di suruh,
membantu memilih dan celananya yang mau dibawa, serta menggulung dan memasukkan
pakaian yang tidak jadi dibawa. Packingan pakaian pun selesai, tinggal
peralatan mandi yang belum. Alhamdulillah selesai juga packing dalam waktu
kurang lebih satu setengah jam, durasi yang lama buat anak turut
membantu.
Meira melihat adek Vanya di luar, ia ingin
segera bermain. Mama bilang, “tunggu dulu. Tadi kakak kan udah berusaha, sekarang
Allah kasi kakak rezeki lewat mama. “mama menuju kamar mencari dompet. Tak mau
kalah Meira pun dengan sigap mengambil dompet di dalam tasnya. “taraaa..”mama
melayangkan uang sebersar lima ribu rupiah. Meira tampak kegirangan dapat uang
tersebut. “Uang ini salah satu rezeki yang Allah kasi, rezeki lain kak Meira
punya teman dek Vania, punya kucing yang
bisa diajak main. Jadi bila apa?” tanya mama. “makasih Allah…” jawabnya.
“terus?” lanjut mama. “makasih mama.” Katanya. “iya sama-sama. Alhamdulilllah….”kemudian
ia minta izin pergi ke rumah dek Vania. Alhamdulillah misi hari pertama lancar
dalam mengajari Meira perlunya berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Semoga nantinya
Meira mampu menjadi anak yang gigih dalam berikhtiar mencapai impiannya. Aamiin..
Sorenya,
mama membeli lupis dari tetangga. Momen yang tepat juga untuk mengajari Meira
salah satu cara mendapatkan rezeki. Seperti biasa mama memberikan uang ke
Meira, lalu dialah yang membayarkan ke penjual. Biasanya Meira langsung
memberikan uang ke mama, tapi tadi dia langsung bilang, “Ini uang buat Kak
Meira yaaaa..” oeee…. Baru sehari kok udah mata duitan ni anak. Hahaha. Mama pun
berbincang-bincang lagi dengan tante Eko ternyata anaknya tante bikin permen
sendiri dan dijual di sekolah.
“Tuh kak… tante Eko dapat uang
lho dari hasil jualannya.. tante Eko bikin lupis sendiri.. Anaknya tante
ternyata juga jualan. Kakak mau bikin apa? Kalau mau belajar itu sama tante.” Meira
jawab kalau dia mau jualan sosis. Hmm.. masih tetep sama kemauan ni anak. Udah sebulan
kami ke terakhir ke sunmor, jualan sosis tetap menjadi pilihannya. Padahal sosis
sudah mama beli, tetapi ketika diajak mencoba jualan Meira malah nyuruh
mamanya. -__-
Yah namanya juga anak bijak,
tugas mamanya yang memantaskan diri untuk memfasilitasi anak. Sekian tulisan
hari ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi bacaan yang menyenangkan ketika Meira
besar sudah cerdas finanasial nanti, ketika mama ingin mengenang memutar balik
momen berharga bersama Meira.. aaimiin.
Wassalamu’alaikum wr wb.
0 comments