TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH KECERDASAN – DAY 15
Day 15 Family Project: Meira
bersosialisasi dengan anak panti asuhan
Senin menjadi
hari yang ditunggu-tungu Meira. Mengapa? Karena hari Jumat yang lalu Meira
tidak sempat bermain bersama anak-anak panti yang sudah tidur siang. Meira
ingin segera berbagi es krim dan jelly yang sudah dibeli. Menjelang siang, mama
mengajak Meira segera berangkat karena tidak ingin kelewatan am berkunjung
lagi. Padahal mama sudah mengajak Meira siap-siap lebih cepat. Tapi ya namanya
juga Meira selaluuuuu muter-muter dulu
ntah ngapain sehingga waktu molor. Btw, Meira menyiapkan barang-barang yang mau
disumbangkan sendiri lho.. dia mengumpulkan beberapa kantongan tas gede yg
terdiri baju, mainan, dan kantongan plastik berisi sikat gigi yang sudah
dikumpulkannya. Sebelumnya semua isi kantong dikeluarinnya. Trus mama suruh
beresin sendiri deh.. eh beneran. Tidak lupa dia semangat mengingatkan mama es
krim yang mau diberinya. Hampir lupa, alhamdulillah mama teringat kotak sepatu
yang mau disumbangin. Sepatu dicuci dulu, karena dijemur di belakang tidak
kelihatan. Semua barang siap, kami siap berangkat..
Di mobil Meira
sudah kelihatan sangat mengantuk, mama sempat bertanya jadi ga ke panti, dengan
terkantuk-kantuk dia bilang jadi. “kan kakak ngantuk..”kata mama. “kan mama
nanti bisa bangunin kakak..” Meira menjawab sambil menahan kantuk. Yaudah,,
bismillah kami menuju panti asuhan Yayasan Sayap Ibu. Sampai di panti, mama mengangkat Meira yang
tertidur. Lumayan ga butuh waktu lama untuknya sadar. Karena suasana panti yang
lebih ceria. Terdengar dan terlihat beberapa anak main. Setelah mengisi buku
tamu dan menumpuk barang-barang yang disedekahkan, kami langsung menuju tempat
anak-anak tadi. Ternyata mereka masih makan siang. Meira yang membawa kantongan
es krim langsung diserbu.. anak-anak panti sangat senang.. “eitss.. nanti ya
habis makan. Kita makan bersama-sama..” kata mama. Jadi kami menunggu sambil melihat beberapa
anak yang lebihi kecil bermain. Ada yang seumuran Meira kakinya dipakaikan alat
bantu, sepertinya terkena polio. Meira terlihat iba melihat anak itu. “Kak, itu
pake alat bantu supaya bisa jalan.” Mama menjelaskan.
Sementara
menunggu anak-anak makan, kami dipersilahkan memasuki ruang bayi. Di sana ada
ruang isolasi bayi khusus yang newborn.. ruangan diberi jendela kaca agar bisa
melihat para bayi yang mungil-mungil. Sungguh kasihan masih sekecil itu sudah tidak memiliki ayah
ibunya. Meira mama gendong supaya bisa kelihatan. Ia mengamati bayi-bayi itu. “tuh
kak.. dulu kak Meira waktu masih bayi juga gitu bobok terus..” “mainannya itu
kayak punya kak Meira..”tunjuk mama. Meira senyum melihatnya. Ia tertarik
melihat mainan-mainan gantung yang ada di tempat tidur bayi. “Kak Meira
bersyukur yaa masih punya ayah sama mama.. mereka ga punya.”kata mama kepada Meira
yang masih di gendongan. Di ruangan itu juga ada dua bayi cantik umur 5 bulanan
yang sedang ditemani pengasuh, Meira mendekat tapi belum berani akrab. Mungkin karena
lingkungan dan orang baru.
Ternyata anak-anak
yang lebih besar sudah selesai makan. Ada yang sudah SD, ada yang TK, cukup
aktif. Mereka memanggil kami karena
sudah tidak sabar ingin makan es krim dan melihat apa yang kami bawa. Mama
mengeluarkan mainan, es krim dan jelly, sedangkan pakaian dan sepatu mama
tinggal di kantor panti. Wuiih.. mereka antusias. Ada yang langsung main, ada
yang mau makan es krim. Biar merata, ibu
pengasuh membagi-bagi ke gelas masing-masing. Mereka pun sangat menikmatinya,
termasuk Meira. Mama mengajak Meira membagi-bagi jelly tersebut kepada setiap
anak yang di dalam maupun di luar ruangan. Meira ingin pipis, jadi gelas es
krimnya pun ditinggal. Ketika kembali, kakak-kakak sudah pada selesai,
gelas-gelas sudah dibereskan termasuk punya Meira. Seketika dia nangis kencang
mencari es krimnya. Mama berusaha menenangkan, tetapi dia tetap nangis. Kata Ibu
pengasuh tadi ada lalat masuk, jadinya diambil. “udah kotor sayang, nanti kita
beli yang baru.” Hibur mama. Mama segera mengeluarkan sikat gigi dari kantong
plastik dan meminta Meira membagi-bagikannya. Meira pun berhenti nangis. Hihih.
Mama pesan ke kakak-kakak untuk rajin menyikat gigi, karena kalau banyak makan
manis-manis gigi bisa rusak.. Kakak-kakak udah pada dapat, ternyata masih ada
adik-adik di dalam ruangan. Kami masuk ke dalam, kemudian Meira membagikan ke
adik-adik sekaligus pamitan pulang.
Dalam
perjalanan pulang, mama menjelaskan bahwa Allah Maha Melihat. Allah melihat kak
Meira berbuat baik, Allah akan membalas kebaikan kak Meira sampe 700 kali
lipat, seperti yang disampaikan pak Ustadz di youtube yang mama putar. Meira
berbinar dengarnya. “kalau kak Meira kasi es krim, nanti Allah balas es krim
yang jauh lebih enak.”kata mama. Meira kesenangan berteriak-teriak di kursi
belakang.”Kakak senang sedekah?” tanya mama. “iya..”katanya. Kami singgah di
swalayan untuk membeli es krim sekaligus apa yang dibutuhkan. Di situ kak Meira
awalnya minta topi princess, mama iyakan. Eh tapi dia melihat ada kakak-kakak
mau beli set sayap peri. Meira pun minta juga. Mama memberi pilihan, mau topi
atau sayap peri? Agak ragu awalnya dia bahkan minta dua-duanya. “kalau begitu
es krimnya ga jadi?” tanya mama lagi. “jadi..” “trus topi atau sayap?” tanya
mama lagi meyakinkannya. “sayap…” katanya. “yaudah, topinya dibalikkan lagi ya.”
Meira pun mengembalikan topi, kemudian tentu saja mengambil es krim yang dia
suka. Sampai rumah dia segera pakai set sayap peri. Meira sangat senang. Mama berpesan
kalau peri baik hati, mulai sekarang kakak baik hati dan suka menolong yaa…. Alhamdulillah
bisa menanamkan rasa peduli kepada sesama dengan menyenangkan. Semoga Meira
menjadi pribadi yang berakhlak mulia yang peduli kepada sesama. Aamiin..
Kecerdasan yang dilatih:
- Kecerdasan spiritual
- Kecerdasan emosional
- Kecerdasan intelektual
- Kecerdasan menghadapi tantangan
0 comments