TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KE-17 (Last Day)
Hari 17:
Selama
dua hari ini mama mengubah pola mandi Meira. Biasanya, sehabis bangun tidur
Meira makan dulu baru kemudian mandi. Bagi mama metode ini cukup memakan waktu
yang lama untuk persiapan. Melatih kemandirian pada anak memang membutuhkan
waktu yang lebih, belum lagi seusia Meira yang sedang tinggi-tingginya fase ego.
Mama ingin bisa on time, oleh karena itu mama mengubah metode. Sehabis bangun
tidur, mama mengajak Meira mandi dulu baru setelahnya sarapan. Karena menyikat
gigi langsung setelah sarapan bukanlah hal yang benar( dapat mengikis email
gigi), mama baru menyikat gigi Meira setengah jam kemudian.
Alhamdulillah, karena menggunakan air hangat
Meira lebih kalem kalau mandi. Sebelumnya pakai air biasa pasti jerit-jerit
walaupun waktu sudah mulai siang. Okelah, langkah mundur sedikit demi menuju
kebiasaan yang lebih baik. Yang menantang jadinya ketika mengajak Meira menyikat
gigi. Mama harus sounding terus. Pasti adaaa aja alasannya yang nanti, mau
melakukan ini dulu, itu dulu. Hari ini pun demikian, Meira menawar ingin
mencuci mobil dulu bareng ayah. “Cuci mobil dulu baru sikat gigi..” rengeknya. “kakak sikatin gigi kakak dulu baru sikatin gigi
mobil..” bujuk mama sambil menyelipkan humor. “aaa.. mau cuci mobil dulu.” Balas
Meira. “Kakak mau jadi kayak si Doni apa adiknya, Noura?” mama mengingatkan
Meira pada tokoh cerita edukasi gigi dimana Doni, sang kakak malas sikat gigi
sedangkan adiknya, Noura kebalikannya suka menyikat gigi. “mau kayak adiknya.”pilih
Meira. “Yuk, mau seperti Noura kan..” mama meyakinkan. ”tapi kakak mau cuci
mobil..” Meira kekeuh pada yang ia mau. Mama bilang sama ayah tentang Meira ingin cuci
mobil. Ayahpun paham, “Ayah ga jadi cuci mobil, ayah nungguin kakak selesai
sikat gigi dulu.”ujar Ayah. “Tuh kak, ayo yook sikat gigi. Ditungguin ayah tuh.”
ajak mama. Langsung mama dan Meira ke kamar mandi untuk menyikat gigi. Seperti biasa
mama menciptakan atmosfer menyenangkan ketika menyikat gigi. Di situ Meira
menunjukkan ada gusi di sebelah kiri yang sakit. Hmmm. Padahal mama udah dengan
lembut menyikat giginya. Bulu sikat giginya pun masih halus. Hal ini juga
pernah dibilangnya. “Sakit ya kak? Yang mana?” sambil mama perhatikan gusinya. “Gapapa
kok”. Beberapa waktu yang lalu memang pernah sedikit merah gusinya. Dan selama
mama sakit beberapa bulan lalu, Meira selalu sikat gigi dengan ayah. Mama rasa
ini berpengaruh ke sikapnya sekarang.
Sikat gigi
selesaiii… mama minta Meira menghembuskan nafasnya, “hmmm.. wangiii.. kalau udah
sikat gigi nafasnya jadi harum kan.. “puji mama. Meira langsung memakai baju
dan lanjut cuci mobil dengan ayah. Sorenya, mama penasaran ingin mencari tahu
kenapa sih Meira juga tetap sulit diajak sikat gigi, padahal mama sudah
mengenalkan tentang gigi dan cara perawatannya sejak dini, serta mama selalu
membuat amosfer yang menyenangkan. Selain memang lagi fase perkembangannya,
mama yakin ada lagi yang membuatnya ga mau sikat gigi. Hati mama mengatakan
mungkin ya itu dia sudah mendapat pengalaman yang kurang menyenangkan ketika
sikat gigi bersama ayah. Mama juga pernah melihat bagaimana ayah menyikati gigi
Meira, memang terlihat agak kencang menyikat giginya. Mama udah pernah memberi
tahu ayah tentang hal ini, tapi belum pernah evaluasi lagi cara menyikatnya. “Meira,
sini kak. “ panggil mama. Meira sedang asyik membaca buku. Buku yang diambil
pun kebetulan tentang gigi. “Kak Meira,
mama penasaran. Kenapa kalo mama ajak sikat gigi Kak Meira ga mau?” tanya mama.
“Biar kuman baik aja yang sikatin.”katanya. “Kan kuman baik tetap di mulut. Kuman
jahat tetap harus dikeluarin..” jelas mama.
Dia menunjuk
halaman yang ada gambar giginya, “Kak Meira mau giginya yang kayak giiiiniiiii..”
dia menunjuk gambar gigi yang paling bagus di antara beberapa gambar gigi di
halaman tersebut. “Kakak giginya mau cantik kayak gini kan?” “mau.” “berarti
kakak sikat gigi.” Terus dia menunjuk gambar dot. “Tuh, kalau minum dot giginya
jadi kayak gini kak.” Mama menunjuk gigi yang mengalami karies botol. “teman-teman
kak Meira yang ngedot giginya kayak gambar di atas apa yang bawah?”tanya mama. Lalu
dia menunjuk gambar yang penuh karies
tersebut. “tapi tadi sakit…” katanya. “Oh sakit ya, mama minta maaf ya… itu
gusinya sakit karena kakak bergerak-gerak selagi disikat. Besok kakak yang
tenang ya kalau disikatin.. “ jelas mama. Meira mengangguk. “Kakak ngerasa
sakit gusinya kalau disikatin ayah apa mama?” tanya mama. “ayah.” katanya. Ayah
kebetulan juga sedang duduk di samping mama. “yaudah besok lagi sikatinnya
pelan-pelan ya. Kalau sikatnya pelan-pelan kak Meira mau?” tanya ayah. “iya”. Mama
pun merasa lebih lega dan bisa bertindak yang tepat setelah mengorek alasan
Meira enggan disikat giginya.
Poin yang
berhasil dilatih:
·
Keep information short
& simple (KISS)
·
Menggunakan intonasi suara
ramah
·
Katakan apa yang diinginkan
·
Jelas memberikan pujian
·
Empati
·
Ganti perintah dengan
pilihan
Begitulah
akhir cerita tantangan komunikasi produktif hari ke-17, Alhamdulillah sudah
menerapkan sebagian besar poin komunikasinya. Semoga ke depannya saya masih
tetap mempraktekkannya bersama Meira dan Ayah. Masih ada waktu sebelum materi
berikutnya untuk melatih berkomunikasi dengan suami. Saya sadari perlu juga
menerapkann metode komunikasi produktif anak ketika berkomunikasi dengan suami.
Terima kasih atas perhatiannya selama membaca kisah tantangan 10 hari komunikasi
produktif dalam kelas Bunda Sayang. Assalamu’alaikum wr.wb. Salam Ibu Profesional! ^^
0 comments